Emosional

SELAMAT TAHUN BARU 2015! *telat 2 bulan*

2014 itu kemarin berlari seperti kereta express bogor-jakarta sebelum akhirnya diganti Commuter Line. Cepat. Upside-down. Banyak keputusan besar mulai dari ganti role dikerjaan, sampai keputusan untuk gw dan Aldo membawa hubungan yang sudah berlumut ini ke jenjang berikutnya.

Kurang dari 2 bulan lagi. Mulai panik tentang apa aja yang sebenarnya harus dipanikin. Selain itu, gw juga merasa diri gw mulai semakin emosional. Bukan emosional seperti halnya menjadi seorang Bridezilla marah-marah dan panik ngurus perintilan ini itu. Tapi lebih ke emosional dalam memandang hubungan gw dengan orang-orang rumah.

Kurang dari 2 bulan lagi. Udah ga bakal ada lagi adek gw di kamar. Yang bisa gw colok-colok idungnya kalo gw udah bangun duluan. Yang bisa gw ambil biskuit Lemonia nya kalo tengah malem kelaperan. Yang bisa gw tanya-tanya kepo pacarnya siapa dan gw dengerin omelannya soal betapa dia tertindas menjadi anak tengah di keluarga.

Kurang dari 2 bulan lagi. Gak bisa setiap hari liat ade gw yang cowo ngejailin si tengah. Liat dia setiap hari bermalas-malasan di kasur sambil main clash of clan. Dan gw udah gak bakal ada di kamar ketika dia masuk dan minta tolong untuk print-in tugas sekolah nya dia.

Kurang dari 2 bulan lagi. Ga ada sesi nyinyirin ART sama nyokap tiap hari. Atau tuker gosip soal perkembangan commuter line dan diskon terbaru di kota. Ga ada yang ngomelin kalo gw males beresin kamar. Dan mungkin ga setiap minggu bisa makan kue langgi lalu diikuti sesi salon dan belanja bareng.

Kurang dari 2 bulan lagi. Gak bisa tiap hari liat bokap masuk kamar lalu ngobrol dan becanda bareng semua anaknya. Ga ada yang ingetin kalo gw lupa isi air bak di kamar mandi. Mungkin gak setiap minggu bisa ikutan ritual makan bubur-atau-nasi-tim di minggu pagi. Ga ada yang subuh-subuh masuk kamar buat pamit kerja sambil ciumin anak-anaknya. 

Si makhluk emosional ini gak pernah jadi perbincangan diantara gw dan orang rumah. Tapi somehow gw pun mulai merasakan gejolak dari mereka. Bokap mulai makin protektif sama anaknya. Nyokap mulai sering ingetin ini-itu soal bagaimana seorang wanita bertindak di rumah. Bokap selalu make sure gw bisa melakukan segalanya sendiri, ganti galon air, pasang selang gas, dsb. Gw pun yang dulu jengkel kalau diceramahin sekarang malah berusaha menikmati setiap detiknya.

Pada akhirnya, orang tua pasti tahu bahwa suata saat anaknya akan pergi dan membangun istananya sendiri dengan pasangan terbaik pilihannya. Inilah yang membuat gw paham kenapa dalam hal jodoh, kita harus mendapat restu penuh dari kedua orang tua kita. Karena restu itulah yang membuat mereka ikhlas dan tenang melihat kita pindah ke atap baru. Atap yang mereka yakin dan doakan lebih kokoh dari atap yang puluhan tahun mereka bangun untuk menjaga anaknya sekuat tenaga. :”)

Kadang gw merasa egois memilih untuk menikah. Rasanya belum cukup bisa membahagiakan mereka dengan apa yang gw punya. Tapi kalau dipikir-pikir, sampai kapan pun mungkin gak akan pernah cukup waktu dan materi untuk benar-benar bisa membalas semua jasa orang tua. Dan insya Allah, pernikahan ini juga diniatkan salah satunya untuk membuat mereka bahagia.

Sebagai penutup postingan labil ini, berikut Ungkapan Kasih Sayang yang sudah gw susun untuk di buku pengajian pernikahan nanti. Semoga nanti pas pengajian gw gak mewek bacanya 😆

Papa dan Mama yang Dhea sayangi,

Syukur Alhamdulillah, Dhea panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga hari ini Dhea diberi kesempatan untuk mengungkapkan betapa bersyukurnya Dhea atas segala cinta dan kasih Papa Mama kepada Dhea selama ini. Cinta kasih yang diberikan sejak mulai Dhea hadir ke dunia ini, dengan cinta kasih itu pula Papa dan Mama merawat, mendidik, sampai tiba saatnya menghantarkan Dhea ke pintu gerbang mahligai rumah tangga.

Papa dan Mama,

Sebagai hamba Allah, Dhea hanya mengabdi kepada Allah SWT, namun tanpa ridho dan keikhlasan Mama dan Papa, maka Allah pun tidak akan ridho kepada Dhea, begitu mulia nilai orang tua di hadapan Allah SWT.

Dhea sadar bahwa tidak ada harta di dunia ini yang mampu membalas segala kebaikan dan kasih sayang yang telah Papa dan Mama berikan untuk Dhea. Dhea hanya dapat berdoa semoga Allah senantiasa melindungi Papa Mama agar senantiasa diberikan kesehatan, umur yang panjang, kebahagiaan dan keberkahan.

Papa dan Mama,

Sekecil apa pun pencapaian yang Dhea peroleh selama ini tentunya tidak lepas dari perjuangan serta kasih sayang Papa Mama yang tiada pernah putus dalam mendidik Dhea. Dukungan Papa Mama disetiap langkah kehidupan Dhea, dan betapa Dhea ingin melihat Papa dan Mama bahagia dan bangga, selalu menjadi bara penyemangat di dalam jiwa Dhea.

Insya Allah, segala teladan baik yang Papa Mama telah contohkan, akan Dhea jadikan bekal dalam menjalani kehidupan berkeluarga, untuk berusaha, bekerja, bergaul di dalam masyarakat serta pengabdian terhadap Negara tercinta.

Papa dan Mama,

Terima Kasih yang tidak terkira Dhea haturkan kepada Mama dan Papa atas segala yang telah diberikan selama ini. Ampunilah Dhea, maafkan Dhea atas semua kesalahan yang pernah Dhea lakukan. Dengan ini pula, Dhea mohon doa restu agar pernikahan Dhea dengan Ronaldo Indra Putra pada … Insya Allah berjalan lancar dan tidak ada halangan apapun. Dhea ingin agar Papa Mama bahagia senantiasa melihat kami dalam membina rumah tangga yang didalamnya penuh dengan ketenangan, kedamaian rumah tangga muslim yang sakinah, mawaddah warrahmah dan barokah.

Ya Allah, Ya Tuhan kami,

Dengan senantiasa bersyukur atas karunia-Mu Dhea menghaturkan terima kasih kepada Mama dan Papa atas kasih sayang yang berlimpah dan bimbingan beliau selama ini. Ya Allah Ya Tuhan ku, kumohon ampunan-Mu atas kekhilafan Mama dan Papaku, lapangkan hatinya, bukakan pintu maaf baginya sehingga beliau meridhoi langkah kami. Karena ridho Mama dan Papa akan membuka ridho Allah, dan terbukalah pintu-pintu rahmat bagi kami. Insya Allah.

Papa Mama yang Dhea sayangi, Dhea mohon do’a restunya.

Amin Ya Rabbal alamin

10 thoughts on “Emosional

Leave a comment